Efek Jangka Panjang dari Program Layanan Minuman yang Bertanggung Jawab

Efek Jangka Panjang dari Program Layanan Minuman yang Bertanggung Jawab

Johanna Gripenberg, Tobias Elgán, Sven Andréasson

Pendahuluan: Pada tahun 1996, program pencegahan alkohol di Responsible Beverage Service (RBS) yang menargetkan tempat berlisensi diprakarsai oleh STAD (Stockholm Prevents Alcohol and Drug Problems) di Swedia. Program RBS multi-komponen terdiri dari mobilisasi masyarakat, pelatihan staf yang melayani, dan peningkatan penegakan hukum. Evaluasi program ini telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat penolakan layanan alkohol kepada pelanggan yang mabuk, dari 5% pada tahun 1996 menjadi 68% pada tahun 2011, dan penurunan frekuensi kekerasan yang dilaporkan polisi sebesar 29%. Selain itu, analisis efektivitas biaya menunjukkan bahwa untuk setiap 1 Euro yang dihabiskan untuk intervensi, 39 Euro dihemat. Program ini kemudian dilembagakan dan dikelola oleh kelompok pengarah kolaboratif dengan partisipasi dari para pemangku kepentingan di masyarakat setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek jangka panjang dari program RBS yang dilembagakan ini pada frekuensi tingkat penolakan layanan alkohol kepada pelanggan yang jelas-jelas mabuk di tempat berlisensi.

Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan penilaian baseline pada tahun 1996 dan tindak lanjut pada tahun 1999, 2001, dan 2011. Studi saat ini dilakukan selama Musim Gugur 2016 dan merupakan tindak lanjut 20 tahun. Enam aktor pria profesional (yaitu pseudopatron) dilatih oleh panel ahli untuk memberlakukan adegan standar keracunan alkohol parah. Sebanyak enam tim peneliti, masing-masing terdiri dari dua aktor dan satu pengamat, mengunjungi tempat berlisensi selama Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu malam. Begitu berada di dalam tempat berlisensi, para aktor mendekati bar dan memberlakukan adegan standar dan berusaha memesan bir. Sebanyak 150 tempat berlisensi yang terletak di bagian tengah Stockholm dipilih dan dikunjungi secara acak.

Hasil: Hasil awal menunjukkan bahwa tingkat penolakan layanan alkohol untuk pelanggan yang mabuk parah telah dipertahankan dari waktu ke waktu. Pada tindak lanjut 20 tahun, pseudopatron ditolak layanan alkohol sekitar 70% dari upaya, peningkatan statistik dibandingkan dengan 5% pada studi dasar pada tahun 1996, dan efek berkelanjutan relatif terhadap penilaian sebelumnya pada tahun 1999 (47%), 2001 (70%), dan pada tahun 2011 (65%).

Kesimpulan: Hasil awal menunjukkan efek jangka panjang yang berkelanjutan dari program RBS dan dapat dijelaskan oleh tingkat pelembagaan program multi-komponen yang tinggi.

Abstrak ini diserahkan ke Pertemuan Tahunan Society for Prevention Research 2017 .